Pengkondisian sinyal ini berkaitan dengan operasi-operasi
yang dikenakan pada sinyal guna mengkonversi sinyal tersebut ke bentuk yang
sesuai dengan yang diperlukan untuk interface dengan elemen-elemen lain dalam
sistem instrumentasi. Efek pengkondisian sinyal pada sinyal masukan sering
dinyatakan dalam bentuk fungsi alih. Pengkondisi sinyal dapat dikelompokkan
dalam beberapa jenis, seperti yang akan diuraikan berikut.
1. Pengubahan Level
Sinyal
Suatu cara yang paling sederhana untuk pengkondisian sinyal
adalah dengan mengubah level sinyal, yaitu dengan melakukan penguatan ataupun
peredaman. Salah satu faktor yang penting dalam pemilihan penguat adalah
impedansi masukan yang ditawarkan kepada sensor (atau elemen lain yang
berfungsi sebagai masukan). Dalam beberapa kasus, (misalnya akselerometer dan
detektor optik), tanggapan frekuensi penguat juga merupakan suatu hal yang
sangat penting.
2. Linierisasi
Gambar 1. Linierisasi
Konversi
Pengkondisian sinyal dalam hal
ini digunakan untuk mengkonversi suatu jenis perubahan listrik ke jenis
perubahan listrik yang lain. Konversi ini diperlukan misalnya dalam transmisi
sinyal dan interface dengan sistem digital.
Transmisi Sinyal. Untuk transmisi sinyal seringkali digunakan
transmisi arus karena tidak dipengaruhi oleh perubahan beban. Standard level
arus yang digunakan adalah 4 sampai 20 mA.
Interface Digital. Penggunaan komputer dalam sistem
instrumentasi akan memerlukan suatu konversi dari data analog ke data digital,
yaitu yang dilakukan oleh ADC. Konversi ini biasanya memerlukan pengaturan
level sinyal analog agar sesuai dengan masukan yang diperlukan oleh ADC.
4. Filter
dan Penyesuai Impedansi
Dalam banyak kejadian, sinyal
yang diperlukan sering bercampur dengan sinyal yang tidak diinginkan (noise).
Untuk menyingkirkan sinyal yang tidak diinginkan tersebut dapat digunakan
filter yang sesuai, yaitu low-pass filter (LPF), high-pass filter (HPF), notch
filter, atau gabungan dari filter-filter tersebut.
Penyesuaian impedansi kadang
diperlukan, yaitu apabila impedansi internal transduser atau impedansi saluran
dapat menyebabkan terjadinya suatu kesalahan dalam pengukuran suatu variabel.
5. Konsep Pembebanan
Salah satu hal yang sangat
penting dalam pengkondisian sinyal analog adalah adanya pengaruh pembebanan
pada suatu rangkaian oleh rangkaian lain, yang dapat menyebabkan terjadinya
ketidakpastian dalam amplituda tegangan. Gambar 2 memperlihatkan efek
pembebanan pada sensor, yang dalam hal ini dinyatakan dalam rangkaian setara
Thevenin.
Gambar 2. Rangkaian ekivalen
Thevenin untuk memperlihatkan efek pembebanan pada sensor
dengan : Vy = tegangan beban
Vx = tegangan sensor dalam
keadaan rangkaian terbuka
Rx = impedansi internal sensor
RL = impedansi beban
Contoh 1.
Sebuah penguat mengeluarkan
tegangan sepuluh kali tegangan terminal masukannya, dan mnempunyai resistansi
masukan sebesar 10.000 ohm. Sebuah sensor mengeluarkan tegangan yang sebanding
suhu dengan fungsi alih 20 mV/oC. Sensor tersebut mempunyai resistansi keluaran
sebesar 5000 ohm. Apaila suhu yang diukur sebesar 50oC, berapakah tegangan
keluaran penguat tersebut ?
Penyelesaian :
Suatu contoh penyelesaian yang
naif diperlihatkan dalam Gambar 3a. Tegangan sensor dalam keadaan tanpa beban
diperoleh dari fungsi alih :
(Salah !)
Penyelesaian yang benar
diperlihatkan dalam Gambar 3b. Tegangan yang sebenarnya muncul pada terminal
masukan penguat adalah :
dengan VT = 1,0 V.
Gambar 3. (a) Pengabaian efek
pembebenan dapat mengakibatkan kesalahan yang serius (b) Penyelesaian dengan
memperhitungkan efek pembebanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar